Pedagang itu memberi orang nasi rebus asam dan leci yang menghitam dan busuk. Setelah memakannya, saya menderita muntah-muntah dan diare. Saat saya meminta pengembalian dana, pedagang tersebut menolak mengembalikan uang tersebut , Tentu biayanya harus dikembalikan, tapi kalau tidak dikembalikan, ibarat memberi racun setelah memakannya. Kata pedagang itu fesesnya sudah disterilkan, lalu kenapa perutnya sakit? Tipe kamar hotel juga tidak sesuai gambar, Jendela terkunci dan tidak bisa dibuka. Kamar bau asap padahal kamar non-smoking. Toiletnya ambangnya tinggi dan tangganya bikin kaki saya berdebar-debar berkali-kali. Makanannya terbuat dari bulu domba, makanan busuk, seperti memberi makan hewan. Lingkungannya lebih buruk dari kantin pabrik. Ratusan orang makan pada waktu yang bersamaan. Tidak ada AC dan lantainya lengket dan kotor sangat buruk! Tarif kamar 1.200 wajib sudah termasuk makan. Kalaupun saya berobat untuk **** ini, saya tetap harus membayar sendiri biaya pengobatannya. Lalu saya berpikir jika saya meninggal di hotel mereka, saya harus membayar biaya pemakaman selama tujuh hari pertama!
Teks AsliTerjamahan disediakan oleh Google